Menarik di Perempat Final Liga Europa 2019/2020
-
Hanya empat pertandingan akan tersaji dalam babak perempat final
diantaranya Inter Milan, Bayer Leverkusen, Manchester United, Copenhagen,
Wolverhampton ...
Entrepreneur Vs Technopreneur
Apa perbedaan Entrepreneur dan Technopreneur
kata entrepreneur (bahasa Inggris) yang berasal dari bahasa Perancis entreprendre yang sudah dikenal sejak abad ke-17 The Concise Oxford French Dictionary mengartikan entrepreneur sebagai to undertake (menjalankan, melakukan, berusaha), to set about (memulai, menentukan), to begin (memulai) dan to attempt (mencoba, berusaha).
Kata entrepreneur atau wirausaha dalam bahasa Indonesia merupakan gabungan dari kata wira (gagah, berani, perkasa) dan usaha (bisnis) sehingga istilah entrepreneur dapat diartikan sebagai orang yang berani atau perkasa dalam usaha/bisnis.
Mereka yang disebut teknopreneur adalah seorang “Entrepreneur Modern” yang berbasis teknologi. Inovasi dan kreativitas sangat mendominasi mereka untuk menghasilkan produk yang unggulan sebagai dasar pembangunan ekonomi bangsa berbasis pengetahuan (Knowledge Based Economic).( Nasution, Arman Hakim et al, 2007).
Entrepreneur
Upaya mewujudkan manusia yang sukses sekaligus bernilai tersebut melalui pendidikan karakter adalah sejalan dengan upaya mengaplikasikan nilai-nilai hakiki dan kearifan dalam ekspresi perilaku kita.
Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil. (Mario Teguh)
Sebuah motivator tersebut memiliki banyak arti dan pesan bagi anda seseorang yang berjiwa Entrepreneur. Entrepreneurship merupakan istilah bahasa perancis yang memiliki arti "between taker" atau "go-between". Seseorang yang memiliki semangat tinggi, mental yang kuat dan motifasi yang tinggi akan sebuah prestasi yang terbaik bagi dirinya atau sebuah organisasi yang bermanfaat untuk semua.
Anda pun dapat menjadi seorang Entrepreneur yang berjiwa tinggi dan bijaksana. Dalam sebuah bisnis, Entrepreneurship pasti memiliki Strategy Business Unit (SBU) dalam meningkatkan Competitive advantage-nya.
Istilah wirausaha berasal dari entrepreneur (bahasa Perancis) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan arti between taker atau go-between. Wirausaha menurut Schumpeter , adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru ataupun bisa pula dilakukan dalam organisasi bisnis yang sudah ada.
Istilah wirausaha sebagai padan kata entrepreneur dapat dipahami dengan menguraikan peristilahan tersebut sebagai berikut :
Wira = utama, gagah, luhur, berani, teladan dan pejuang
Usaha = penciptaan kegiatan, dan atau berbagai aktivitas bisnis
Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Pengertian wirausaha ini menekankan pada setiap orang yang memulai suatu bisnis yang baru. Sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi.
Kewirausahaan adalah proses dinamis untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa serta kemakmuran. Tambahan nilai dan kemakmuran ini diciptakan oleh individu wirausaha yang memiliki keberanian menanggung risiko, menghabiskan waktu serta menyediakan berbagai produk barang dan jasa.
Sejalan dengan perkembangan konsep kewirausahaan, Drucker , mendefinisikan kewirausahaan sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Adapun Zimmerer mengungkapkan bahwa kewirausahaan merupakan proses penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan mencari peluang yang dihadapi setiap orang dalam setiap hari.
Entrepreneur berasal dari bahasa Prancis yang berarti kontraktor. Asal katanya entreprenant yang berarti giat, mau berusaha, berani, penuh petualangan dan entreprendre yang berarti undertake. Istilah entrepreneur mulai dipergunakan dalam bahasa Inggris sejak tahun 1878, dan dipahami sebagai a contractor acting as intermediary between capital and labour.
Richard Cantillon pada tahun 1975 mulai menggunakan istilah ini secara umum. Cantillon adalah ahli ekonomi Prancis asal Skotlandia, yang mempopulerkan istilah entrepreneur dalam Essai Sur La Nature Du Commerce en General. Menurut Cantillon entrepreneur adalah mereka yang membayar harga tertentu untuk produk tertentu, untuk kemudian dijual dengan harga yang tidak pasti, sambil membuat keputusan-keputusan tentang upaya mencapai dan memanfaatkan sumber-sumber daya, dan menerima risiko berusaha.
Pada pertengahan abad ke-20, muncullah pandangan tentang seorang entrepreneur sebagai seorang inovator (orang yang menemukan hal-hal baru/ inovasi). Pandangan berikut dikemukakan oleh Schumpeter, seorang ekonom yang banyak melakukan penelitian-penelitian tentang entrepreneur dan entrepreneurship :
“Fungsi para entrepreneur adalah mengubah atau merevolusionerkan pola produksi dengan jalan memanfaatkan sebuah penemuan baru (invention) atau secara lebih umum, sebuah kemungkinan teknologikal untuk memproduksi sebuah komoditi baru, atau memproduksi sebuah komoditi lama dengan cara baru, membuka sebuah sumber suplai bahan-bahan baru, atau suatu cara penyaluran baru (ingat saluran distribusi dalam kegiatan pemasaran), atau mereorganisasi sebuah industri baru.
Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kepribadian kreatif dan inovatif, yaitu orang-orang yang memiliki jiwa, sikap dan perilaku kewirausahaan.
Technopreneur
Technopreneur adalah merupakan pengelolaan usaha dengan menggunakan basis teknologi.
Minat di bidang entrepreneurship atau kewirausahaan, kamu harus mulai melirik usaha yang berbasis teknologi alias technopreneurship.
Technopreneurship merupakan gabungan dari kata technology dan entrepreneurship. Secara ringkas, technopreneurship merupakan cara memanfaatkan teknologi yang berkembang untuk dijadikan peluang usaha. Pelaku technopreneurship biasanya disebut dengan technopreneur.
Contoh tokoh technopreneur yang sukses menggabungkan teknologi dan kegiatan entrepreneurship antara lain Bill Gates dengan Microsoft, Steve Jobs dengan Apple, Inc., Soichiro Honda dengan Honda, bahkan pengusaha asal Indonesia bernama Soetjipto Sosrodjojo sukses dengan Teh Sosro-nya.
Dikatakannya, seseorang technopreneur adalah seseorang dengan jiwa dan semangat entrepreneur yang mampu menghadirkan produk-produk hasil pengkajian dan perekayasaan teknologi serta inovasi sebagai basis pengembangan usahanya. Oleh karena itu, seorang technopreneur harus memiliki kemampuan manajemen dalam entrepreneurship.
Technopreneur selalu berusaha keras untuk memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini (utilizing lates technology) untuk berinovasi guna meningkatkan daya saing. Kondisi itu, kita cermati misalnya pada beberapa technopreneur yang mengembangkan sektor jasa dengan memanfaatkan secara cerdas beragam kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi. Untuk mengembangkan technopreneur berwawasan masa depan, perlu pemahaman tentang beberapa trend dunia usaha masa depan, yaitu;
1. Kegiatan bisnis berbasiskan inovasi teknologi. Tujuannya menjadikan para technopreneur dapat mengatasi tantangan masa depan, khususnya tuntutan daya saing ekonomi yang makin ditentukan dari kesanggupan pemanfaatan sumber daya alam yang mengedapankan penguasaan ilmu pengetehuan dan teknologi.
2. Cmplementary attitude, yaitu mengedepankan pola sikap saling melengkapi dalam menyikapi persaingan di ranah bisnis dan dunia usaha akan menjadikan para technopreneur dapat memanfaatkan secara cerdas perluasan sinergi berusaha yang makin konstruktif guna memenuhi tuntuan kebutuhan pasar yang makin luas, makin kompleks dan makin dinamis.
3. Mengedepankan inovasi teknologi. Bagi para technopreneur yang umumnya memiliki mentalitas riset, tuntutan konsumen atas produk yang ramah lingkungan dan tidak mengganggu kesehatan, serta tuntutan lainnya, justeru menjadi pencetus untuk terus berinovasi.
4. Pemerintah sebagai fasilitator dan katalisator. Kecenderungan masa depan, yaitu sikap pemerintah yang umumnya cenderung berperan sebagai fasilitator di berbagai kegiatan ekonomi, juga merupakan insentif para technopreneur.
Seperti bisnis pada umumnya, untuk menjadi pengusaha yang sukses di bidang teknologi ada beberapa tips yang perlu diperhatikan oleh pemula yang ingin berkecimpung di dunia technopreneur.;
1. Riset pasar
Hampir semua bisnis membutuhkan riset pasar untuk menentukan feasibility suatu produk atau jasa. Riset pasar juga memberi keuntungan lebih bagi calon technopreneur sehingga mengetahui persoalan apa yang akan dipecahkan dalam masarakat. Setelah itu hasil riset pasar diwujudkan menjadi sebuah produk yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat.
Sebab secanggih apapun teknologi yang ditawarkan bila tidak menyentuk kehidupan masyarakat maka tidak ada seorang pun yang akan memakai atau membelinya.
2. Differensiasi produk
Produk yang dibuat harus memiliki keunikan dan keunggulan yang tidak dimiliki oleh produk lain yang ada di pasaran. Kalau anda memilih untuk jadi blogger, usahakan konten blog anda benar-benar tidak biasa sehingga orang berbondong-bondong untuk membaca setiap update terbaru blog anda. Bila anda ingin menjadi programmer game, buatlah game yang konsep dan permainanannya belum ada selama ini sehingga orang tertarik untuk memainkannya.
Stand out of the crowd adalah cara terbaik untuk menjadi sukses di era internet seperti saat ini. Baca cara unik promosi blog yang tidak biasa.
3. Tentukan pangsa pasar
Menentukan pangsa pasar juga turut berpengaruh pada kesuksesan anda. Seorang tehnopreneur harus menentukan akan main di pangsa pasar yang mana. Hal itu untuk memudahkan spesifikasi produk dan juga saat menentukan harga jual.
Ambil contoh, anda ingin membuat aplikasi Android berbasis game dengan pangsa pasar kategori usia 15-20 tahun. Tentu game tersebut harus memiliki citra yang mewakili orang di range usia tersebut. Biasanya game tersebut harus memacu adrenalin, atau punya warna serta tampilan game yang menarik. Bila ingin menyasar di kategori usia lain, maka anda harus menyesuaikan dengan kebiasaan orang di rentang usia tersebut.
4. Tes pasar
Setelah produk anda selesai, sebelum anda melempar produk tersebut ke publik. Ada baiknya bila anda melakukan tes pasar terlebih dahulu. Hal tersebut untuk menguji apakah produk tersebut bakal diterima oleh orang banyak atau tidak. Tes produk juga merupakan saat terbaik untuk mendapatkan feedback tentang kekurangan yang ada pada produk kita. Makanya technopreneur harus membuat komunitas yang solid sebagai tempat tes produk.
5. Terus berinovasi
Bila produk tersebut sudah laris manis di pasaran, maka jangan pernah berhenti berinovasi untuk membuat produk tersebut semakin unggul dan mempunyai additional value bagi masyarakat. Tengoklah Facebook meskipun mereka merupakan rajanya sosial media namun mereka tidak pernah berhenti berinovasi. Sebab seorang technopreneur sejati adalah orang yang mampu mengombinasikan kecanggihan teknologi dan semangat entrepreneurship.
6. Lindungi hak paten
Hal terakhir yang tidak kalah pentingnya bagi seorang tehnopreneur adalah mendaftarkan produk anda ke Ditjen Hak Kekayaan Intelektual untuk mendapat hak paten atas karya anda. Karena produk anda berbasis teknologi dan informasi maka hak paten sangat diperlukan agar tidak ada pihak lain yang menelurkan produk yang sama tanpa seizin anda.(olpreneur)
Kesadaran teknologi adalah bagian penting dari technopreneurship, karena dengan tingkat kesadaran atau peka membaca peluang pasar bidang TI itulah yang menjadi base dari perjalanan karir seorang technopreneurship, yang tentunya selalu dibarengi dengan semangat enterpreneurship. jadi pengertian technopreneurship adalah sebuah kolaborasi antara penerapan teknologi sebagai instrumen serta jiwa usaha mandiri sebagai kebutuhan. Technopreneurship adalah suatu karakter integral antara kompetensi penerapan teknologi serta spirit membangun usaha.
Oleh karenanya untuk menghasilkan seorang technopreneur diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat menjembatani kebutuhan enterpreneur.
Rangkuman: Eri Krisman
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
ijin copy ya...
ReplyDelete